Selasa, 21 September 2010

Jangan Kehilangan Waktu

Oleh: Agus Hermawan

Jangan Kehilangan Waktu

Terdapat beberapa pekerjaan yang biasanya menjemukan, seperti menunggu keberangkatan pesawat, kenapa? Karena dalam tiket selalu tertulis check in sejam sebelum pesawat take off. Oleh sebab itu di ruang tunggu seringkali membosankan apabila kita tidak memanfaatkan waktu yang ada untuk melakukan aktivitas yang bermanfaat. Di ruangan yang telah disepakati digunakan untuk meeting seringkali sangat meresahkan apabila jadwal yang telah ditetapkan tidak ditaati semestinya. Oleh karena itu sebagian orang seringkali memanfaatkan waktu yang ada dengan kegiatan positif.

Ulangan harian adalah sebuah penilaian yang dilakukan pendidik terhadap peserta didik. Adakalanya ulangan harian berlangsung selama 30 atau 45 atau 60 bahkan 90 menit. Memang, dalam penilaian diperlukan pengawasan namun tidak perlu seketat mengawasi nara pidana di lembaga pemasyarakatan. Peserta didik adalah manusia yang akan merasa nyaman apabila menjawab soal-soal ulangan dalam susana tak tertekan. Itulah yang membuat saya mengawasi mereka “biasa-biasa” saja karena yang terpenting bagi saya adalah telah menanamkan kepada mereka untuk berlaku jujur dan percaya diri setiap menghadapi ulangan. Dan, saya percaya sepenuhnya pada mereka. Mereka adalah sekumpulan calon pemimpin bangsa yang sedang mencari teladan kejujuran serta perlahan mendaki untuk memeroleh kepercayaan diri yang mantap.

Saat mengawasi mereka secara “biasa-biasa” inilah terkadang saya merasa “kehilangan” waktu. Maksudnya, saat mengawasi ulangan ini kenapa tidak sambil melakukan aktivitas lain yang tidak kalah pentingnya dari pada memelototkan mata tiada henti.
Sekalipun hanya hitungan menit, menulis bisa jadi merupakan cara ampuh untuk mengambil kembali waktu yang “hilang”. Nah pembaca, tulisan ini saya tik sembari mengawasi aktivitas peserta didik menjawab soal-soal ulangan harian. Ternyata tidak ada dampak yang negatif ketika saya menulis, misalnya suasana kelas menjadi gaduh, atau terjadi kerjasama tak sehat, atau menyontek, atau tampak kode-kode isyarat ala spionase. Suasana tetap aman dan terkendali (kayak negara aja….). Bahkan, mereka pun merasa nyaman dengan pengawasan ala saya yang tidak mondar-mandir keliling kelas bak setrikaan baju.

Di era teknologi dan informasi seperti saat ini, kehadiran laptop dan handphone menjadi modal penting bagi kita untuk mengikis kebosanan ketika sedang menunggu. Di ruang tunggu bandara, tidak jarang penumpang menggunakan laptop dan handphone plus berbagai aplikasi yang terdapat di dalamnya atau sekaligus memanfaatkan internet. Jadilah sebuah karya tulis, misalnya. Menjawab email-email yang masuk, misalnya. Atau sekedar menulis status untuk facebook bahkan mengomentari status para sahabat.

Tidak aneh bila dalam menunggu rapat pun dengan fasilitas handphone cukup untuk menjawab status atau pesan-pesan yang masuk. Apalagi diiringi menulis status yang substansinya menggugah para pembaca misalnya memotivasi, menginspirasi, atau mengajak berkarya. Jadilah menunggu tidak membosankan lagi.

Tulisan ini, setidaknya memberikan alternatif bagi pembaca. Pertama, mamanfaatkan waktu menunggu sehingga menghasilkan sebuah karya—seperti artikel ini. Berinternet ria. Atau pilihan ketiga, membaca. Bacalah mejalah, koran, tabloid, atau buku yang telah kita siapkan, insya Alloh waktu pun pasti memberikan makna buat kita.
Tidak terasa 45 menit berlalu. Waktu mengerjakan soal pun berakhir. Tepat artikel ini pun selesai. Terima kasih anak-anak atas kejujuran dan keyakinan kalian dalam (setiap) ulangan (kali) ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar